JAKARTA – Bagi generasi yang lebih tua, Televisi (TV) selalu berarti satu hal: perangkat besar di ruang tamu yang menayangkan konten terjadwal dari penyedia kabel atau siaran tradisional. Namun, di era digital saat ini, makna kata “TV” telah mengalami revolusi semantik dan fungsional yang dramatis. TV telah bertransformasi dari sekadar kotak siaran menjadi hub hiburan multifungsi yang mencakup streaming, gaming, dan bahkan media sosial. Data terbaru dari perusahaan riset global tidak hanya mengonfirmasi perubahan ini, tetapi juga menunjukkan sejauh mana Definisi TV Meluas Data membentuk ulang lanskap media dan periklanan.
Perubahan ini didorong oleh ketersediaan internet berkecepatan tinggi, perangkat smart TV yang semakin terjangkau, dan proliferasi layanan streaming (Over-The-Top / OTT). Konsumen kini memiliki kekuatan penuh atas apa, kapan, dan bagaimana mereka menonton. Mereka tidak lagi terikat pada jadwal siaran. Analisis angka-angka menunjukkan bahwa dominasi linear TV (siaran tradisional) terus menurun, sementara waktu yang dihabiskan untuk Connected TV (CTV)—yaitu, menonton melalui aplikasi di perangkat TV—melonjak. Inilah saatnya kita melihat angka-angka di balik perluasan definisi TV modern.
Pergeseran Konsumsi: Dari Siaran ke Streaming
Bukti paling nyata dari perluasan definisi TV terletak pada data pangsa waktu menonton.
Penurunan Dominasi Linear TV
Selama beberapa tahun berturut-turut, pangsa menonton Linear TV terus mengalami kontraksi, terutama di kalangan demografi muda. Data menunjukkan bahwa di pasar-pasar maju, pangsa Linear TV telah turun di bawah 50% dari total waktu menonton TV, suatu tonggak sejarah yang tak terhindarkan. Penurunan ini mencerminkan fenomena cord-cutting, di mana rumah tangga membatalkan langganan TV kabel mereka.
Kenaikan Connected TV (CTV)
Sebaliknya, waktu yang dihabiskan untuk menonton melalui CTV—baik itu melalui aplikasi bawaan di Smart TV, perangkat dongle (seperti Roku atau Amazon Fire Stick), atau konsol game—telah melonjak. Kategori ini mencakup platform seperti Netflix, YouTube, Disney+, dan layanan TV beriklan (Ad-supported Video on Demand / AVOD).
Kategori CTV kini menjadi bagian terbesar dari waktu menonton TV dan terus tumbuh dua digit setiap tahun. Pertumbuhan ini mengukuhkan bahwa Definisi TV Meluas Data bukan hanya tentang perangkat, tetapi tentang metode pengiriman konten, yang kini didominasi oleh internet.
Lebih dari Sekadar Film: Gaming dan Video Pendek
Perluasan makna TV tidak berhenti pada film dan serial streaming. Perangkat layar lebar di ruang tamu kini menjadi display utama untuk berbagai aktivitas lain.
1. Gaming di Layar Besar
Konsol game seperti PlayStation 5, Xbox Series X, dan perangkat cloud gaming telah lama mengubah TV menjadi monitor gaming berperforma tinggi. Namun, tren terbaru menunjukkan bahwa smart TV sendiri mulai mengintegrasikan layanan cloud gaming, memungkinkan pengguna bermain game berkualitas AAA tanpa perlu konsol terpisah, cukup dengan controller dan langganan. Hal ini secara efektif memasukkan waktu gaming ke dalam metrik “waktu menonton TV,” semakin memperluas definisinya.
2. Video Pendek dan Media Sosial
Fenomena yang lebih mengejutkan adalah adopsi platform video pendek di TV. YouTube, TikTok, dan layanan sejenis kini memiliki aplikasi yang dioptimalkan untuk layar besar. Data menunjukkan peningkatan tajam dalam jumlah rumah tangga yang menonton konten yang secara tradisional dianggap sebagai “konten mobile” di TV mereka.
- YouTube di TV: Waktu menonton YouTube di TV kini diukur dalam miliaran jam per bulan secara global, menyaingi beberapa layanan streaming premium.
- Implikasi: Ini berarti konsumen menggunakan perangkat TV mereka sebagai pintu gerbang menuju semua jenis media, tidak peduli durasinya.
Dampak pada Iklan dan Pengukuran (Measurement)
Perluasan Definisi TV Meluas Data memaksa industri periklanan dan pengukuran media untuk beradaptasi secara radikal.
Fragmentasi Audiens
Para pengiklan tidak bisa lagi mengandalkan satu saluran siaran tunggal untuk menjangkau audiens secara massal. Audiens terfragmentasi di antara puluhan layanan streaming dan platform video. Akibatnya, pengiklan harus mengadopsi strategi omnichannel, menargetkan konsumen di Linear TV, AVOD, dan platform media sosial yang terhubung dengan TV.
Kebutuhan Metrik Baru
Perusahaan pengukuran media, seperti Nielsen, berjuang untuk mengembangkan metrik tunggal yang dapat menangkap total waktu menonton di semua platform (TV Linear, CTV, Mobile, dan Desktop). Tantangannya adalah menyatukan data rating tradisional dengan data digital log-in dan impression dari streaming untuk memberikan gambaran yang akurat tentang total jangkauan kampanye. Industri kini bergerak menuju metrik cross-platform yang dapat menghitung audiens yang sama, tidak peduli perangkat apa yang mereka gunakan.
Secara ringkas, TV telah berevolusi dari perangkat menjadi pengalaman. Smart TV modern adalah superkomputer di ruang tamu, dan data menunjukkan bahwa konsumen sepenuhnya merangkul kemampuan baru ini, menuntut agar pengalaman hiburan mereka menjadi on-demand, personal, dan serbaguna.
Baca juga:
- Corona Cero AI Olimpiade Temukan Bakat Emas
- Iklan Animasi Starbucks Liburan Bertujuan Rebut Kembali Citra Coffeehouse yang Nyaman
- Coca-Cola Dorong Batas AI Generatif Meski Ada Kontroversi
Informasi ini dipersembahkan oleh naga empire

