Mengapa Doritos Parodikan Film Dewasa Retro?
Keputusan Doritos untuk menggunakan parodi film dewasa retro sebagai strategi promosi tentu memicu pertanyaan. Ini bukanlah pendekatan yang lazim untuk merek makanan ringan global, namun ada beberapa alasan di balik pilihan berani ini.
- Menarik Perhatian Konsumen Gen Z: Kampanye ini dirancang khusus untuk menarik perhatian Gen Z, demografi yang dikenal menyukai konten yang berani, jenaka, dan seringkali sedikit taboo. Generasi ini juga menyukai rasa pedas yang tidak terlalu intens, yang sejalan dengan rasa baru “Golden Sriracha” Doritos yang menyeimbangkan rasa manis dan pedas.
- Menciptakan “Buzz” dan Viralitas: Dengan mengambil inspirasi dari genre film yang dikenal, Doritos bertujuan untuk menciptakan buzz yang masif dan membuat kampanye ini menjadi viral di media sosial. Konten yang tidak konvensional cenderung lebih banyak dibagikan dan dibicarakan.
- Identitas Merek “For the Bold”: Doritos telah lama membangun identitas mereknya dengan slogan “For the Bold”. Kampanye ini secara sempurna mencerminkan filosofi tersebut, menunjukkan keberanian dalam pemasaran dan mendorong konsumen untuk berani mencoba sesuatu yang baru, baik dalam rasa maupun dalam humor.
- Membedakan Diri dari Kompetitor: Pasar makanan ringan sangat kompetitif. Dengan menggunakan strategi yang begitu unik dan berani, Doritos berhasil membedakan diri dari kompetitor dan memastikan kampanye mereka tidak terlupakan.
Langkah ini menunjukkan keberanian merek saat Doritos parodikan film dewasa retro.
Detail Kampanye: “A Spicy, but Not Too Spicy Plumber”
Inti dari kampanye di mana Doritos parodikan film dewasa retro ini adalah video berdurasi panjang berjudul “A Spicy, but Not Too Spicy Plumber”.
- Bintang Kampanye: Walton Goggins: Aktor Walton Goggins, yang populer dari serial seperti “The White Lotus” dan “Fallout”, membintangi video ini sebagai seorang tukang ledeng yang “lugu”. Ia memainkan perannya dengan serius, sementara semua orang di sekitarnya seolah-olah beroperasi dari naskah film dewasa.
- Innuendo dan Humor: Video ini penuh dengan innuendo dan lelucon yang sugestif, namun Goggins selalu berhasil mematahkan momen tersebut dengan deskripsi teknis yang kering tentang masalah pipa. Humornya terletak pada kontras antara ekspektasi genre dan kenyataan karakter sang tukang ledeng.
- Estetika Retro: Video ini dengan cermat mereplikasi tampilan buram dan nuansa “norak” dari film-film dewasa tahun 70-an, lengkap dengan piringan hitam yang berputar dan dialog yang dilebih-lebihkan.
- Titik Balik Rasa: Hanya setelah mencoba Doritos Golden Sriracha, karakter Goggins tampaknya menyadari genre tempat ia berada. Ini adalah momen kunci yang menghubungkan humor dengan produk, menunjukkan bahwa keripik pedas ini bisa “membuka” pandangan seseorang.
- Penayangan dan Promosi: Video ini pertama kali ditayangkan pada acara VIP influencer di Slipper Room, New York, sebuah tempat yang dikenal dengan pertunjukan neo-burlesque. Selain itu, kampanye ini didukung oleh iklan digital, media sosial, dan out-of-home, termasuk penempatan di Times Square. Doritos juga memanfaatkan fitur saluran siaran Instagram untuk berbagi konten yang lebih “menarik” daripada yang diizinkan di saluran publik mereka.
Detail ini menegaskan bagaimana Doritos parodikan film dewasa retro dengan cerdik.
Doritos Golden Sriracha: Rasa Baru yang Berani
Di balik kampanye yang mencolok ini, ada rasa keripik baru yang ingin dipromosikan: Doritos Golden Sriracha.
- Profil Rasa: Rasa Golden Sriracha dirancang untuk memberikan “satu-dua pukulan tajam dan manis” dengan perpaduan saus sriracha kuning dan hijau, bukan hanya pedas dari sriracha merah tradisional. Ini sejalan dengan preferensi Gen Z yang mencari rasa pedas yang seimbang, tidak terlalu overpowering.
- Strategi Inovasi Rasa: Doritos memiliki sejarah panjang dalam berinovasi dengan rasa-rasa baru yang berani, mulai dari Nacho Cheese klasik hingga varian pedas seperti Flamin’ Hot. Golden Sriracha adalah bagian dari gelombang produk makanan dan minuman yang mencoba memanfaatkan kecintaan Gen Z pada camilan pedas.
- Potensi “Mega-Flavor”: Tina Mahal, SVP Marketing di PepsiCo Foods U.S., menyatakan harapan bahwa Golden Sriracha bisa menjadi “mega-flavor” Doritos berikutnya, mengindikasikan investasi besar dalam promosi rasa ini.
Rasa baru ini adalah alasan utama mengapa Doritos parodikan film dewasa retro dalam iklan mereka.
Potensi Kontroversi dan Reaksi Publik
Meskipun kampanye di mana Doritos parodikan film dewasa retro dirancang untuk menjadi jenaka, ada potensi untuk memicu kontroversi.
- Batas Humor dan Sensitivitas: Menggunakan parodi film dewasa, bahkan dengan cara yang jenaka dan tidak eksplisit, dapat dianggap melewati batas oleh sebagian audiens. Ini bisa memicu diskusi tentang etika pemasaran dan relevansi konten.
- Tanggapan Konsumen: Reaksi publik akan bervariasi. Beberapa akan menganggapnya lucu dan cerdas, sementara yang lain mungkin merasa tidak nyaman atau bahkan tersinggung. Reaksi di media sosial akan menjadi indikator penting keberhasilan atau kegagalan kampanye ini dalam menjangkau target audiens tanpa terlalu banyak menimbulkan backlash.
- Manajemen Risiko: Doritos dan agensi mereka (Rethink) kemungkinan besar telah mempertimbangkan risiko ini. Tujuan mereka adalah menjadi “berani dan sugestif” tanpa menjadi eksplisit, sebuah garis tipis yang memerlukan eksekusi yang cermat.
- Peran Walton Goggins: Kehadiran Walton Goggins, yang memiliki popularitas tinggi berkat peran-perannya baru-baru ini, juga dapat membantu menarik perhatian positif dan mungkin meredakan potensi kritik, mengingat kemampuannya dalam membawakan humor.
Bagaimana publik menerima kampanye ini akan menentukan dampaknya.
Kesimpulan: Doritos Parodikan Film Dewasa Retro, Sebuah Langkah Pemasaran Berani
Keputusan Doritos parodikan film dewasa retro untuk mempromosikan rasa Golden Sriracha yang baru adalah contoh nyata dari upaya merek untuk tetap relevan dan berani di pasar yang ramai. Dengan memadukan humor cerdas, estetika nostalgia, dan target audiens yang jelas, kampanye ini berhasil menarik perhatian dan memicu percakapan.
Meskipun selalu ada risiko dalam pemasaran yang berani, Doritos sekali lagi menunjukkan kesediaannya untuk mengambil jalan yang tidak biasa demi menciptakan dampak maksimal. Kampanye ini tidak hanya memperkenalkan rasa baru, tetapi juga menegaskan kembali posisi Doritos sebagai merek untuk mereka yang berani mengambil risiko dan mencari sensasi. Waktu akan membuktikan apakah “A Spicy, but Not Too Spicy Plumber” akan menjadi kampanye yang ikonik atau hanya sekadar percikan kontroversi.
Baca juga:
- Geico Perluas Jangkauan Pemasaran dengan 8 Kampanye
- Strategi Pemasaran: Sprite Perpanjang ‘Obey Your Thirst’ dengan Jalen Hurts
- Strategi Bisnis: Albertsons Tunjuk Eksekutif Media Ritel Baru
Informasi ini dipersembahkan oleh Empire88