Industri anggur (wine) global tengah menghadapi tantangan baru seiring bergesernya pola konsumsi ke arah generasi yang lebih muda, terutama Gen Z dan Milenial. Generasi ini tidak lagi terikat pada tradisi formal dan bahasa yang elitis dari dunia anggur klasik. Mereka mencari minuman yang terjangkau, menyenangkan, dan relevan dengan budaya populer. Dalam skema perubahan ini, Barefoot Wine, merek anggur terlaris di Amerika Serikat, telah menunjukkan langkah adaptif yang brilian. Mereka telah merombak total strategi pemasaran Barefoot Wine untuk memenangkan hati konsumen baru dan menempatkan anggur di tengah-tengah acara kasual, alih-alih hanya di meja makan.
Langkah ini bukanlah tanpa alasan. Barefoot berhasil menarik jutaan konsumen baru ke dalam kategori anggur dalam beberapa tahun terakhir. Keberhasilan ini didorong oleh premis sederhana yang telah menjadi fondasi merek: anggur harus enak, terjangkau, dan yang paling penting, menyenangkan. Untuk menjaga momentum pertumbuhan ini, perusahaan induk Barefoot, E. & J. Gallo Winery, melakukan investasi besar untuk memperkuat relevansi merek di tengah perubahan perilaku konsumen yang terus berlanjut.
Redesain Kemasan dan Format Baru: Lebih Mudah Didekati
Salah satu pilar utama dalam strategi pemasaran Barefoot Wine adalah memecahkan anggapan bahwa anggur adalah minuman yang rumit. Selama lebih dari tiga dekade, Barefoot telah mempertahankan desain label ikonik mereka. Namun, baru-baru ini, mereka meluncurkan redesain besar. Perubahan ini bertujuan membuat produknya lebih mudah ditemukan di rak toko.
Desain label yang baru menampilkan logo Barefoot yang lebih besar, dan yang paling penting, mereka menempatkan catatan rasa (tasting notes) langsung di bagian depan kemasan. Bagi peminum baru, istilah anggur tradisional sering kali membingungkan. Dengan mencantumkan profil rasa secara jelas di depan, Barefoot menghilangkan hambatan psikologis, memungkinkan konsumen baru mengetahui dengan tepat apa yang akan mereka minum tanpa merasa terintimidasi.
Selain redesain visual, Barefoot juga sangat fokus pada format kemasan alternatif. Anggur secara tradisional identik dengan botol 750 mililiter. Namun, peminum modern—khususnya Gen Z—sering kali mengonsumsi minuman keras dalam porsi tunggal (single-serve) dan pada acara-acara santai. Barefoot merespons dengan menekankan kemasan seperti kotak Tetra 200 ml dan kaleng. Format ini memungkinkan anggur dibawa ke mana saja—mulai dari festival, piknik, hingga acara luar ruangan. Ini adalah upaya untuk mendorong anggur keluar dari acara makan malam formal dan masuk ke dalam budaya kasual.
Kemitraan Budaya yang Out of the Box
Mengeluarkan anggur dari ranah tradisional ke budaya populer adalah jantung dari strategi pemasaran Barefoot Wine saat ini. Secara historis, anggur mendominasi acara makan, tetapi saat ini momen konsumsi telah meluas. Barefoot berinvestasi dalam kemitraan strategis yang menanamkan merek mereka langsung ke budaya yang disukai audiens muda.
Contoh paling menonjol adalah kemitraan mereka sebagai Anggur Resmi NFL (National Football League). Kemitraan dengan liga olahraga raksasa ini adalah langkah yang sangat tidak konvensional untuk merek anggur. Namun, Barefoot melihat potensi untuk terlibat secara otentik dalam budaya olahraga. Mereka memanfaatkan kolaborasi ini dengan mengadakan serangkaian acara tailgate (pesta pra-pertandingan) dan acara Monday Night Football. Aktivasi ini, yang sering melibatkan tokoh olahraga populer dan perusahaan media yang berfokus pada wanita muda (seperti Betches), berhasil menempatkan Barefoot di tengah-tengah percakapan budaya populer. Dengan strategi ini, mereka berhasil menjadikan momen game day sebagai kesempatan baru untuk minum anggur, misalnya melalui mimosa hari pertandingan yang terbuat dari Andre, merek anggur bersoda yang juga dimiliki Gallo.
Relevansi Mengalahkan Kesempurnaan
Strategi pemasaran Barefoot Wine berhasil karena mereka merangkul konsep bahwa relevansi mengalahkan pretensi. Peminum muda mendambakan otentisitas dan nilai-nilai sosial yang dipegang sebuah merek. Mereka menolak “kesombongan anggur” tradisional dan lebih percaya pada ulasan teman sebaya atau konten media sosial daripada kritikus anggur formal.
Barefoot memanfaatkan hal ini dengan menjaga citranya tetap santai, ceria, dan inklusif. Mereka dikenal karena aktivitas tanggung jawab sosial yang kuat, seperti kemitraan dengan organisasi yang mendukung hak LGBTQ+ dan isu lingkungan. Bagi Gen Z, yang sering membeli berdasarkan nilai, praktik berkelanjutan dan social good sebuah perusahaan adalah faktor penentu.
Dalam persaingan ketat, Barefoot membuktikan bahwa untuk tetap relevan, merek harus terus-menerus memenangkan teman-teman baru bagi kategorinya. Dengan fokus pada format inovatif, pesan yang lugas, dan penanaman merek dalam momen budaya yang ramai, Barefoot tidak hanya menjual anggur, tetapi juga menjual pengalaman yang menyenangkan dan mudah didekati. Model yang berani ini akan terus menentukan bagaimana merek anggur lama beradaptasi dan bagaimana konsumen anggur generasi berikutnya terbentuk.
Baca juga:
- Fitur Sosial Airbnb Terbaru: Koneksi Wisatawan, Pengalaman Lokal Lebih Kaya
- Pemasar Tingkat Awal Hadapi Tekanan Kerja
- WPP Open Pro AI Marketing Solusi UKM Tanpa Agensi
Informasi ini dipersembahkan oleh empire88

